09 Februari 2012

I'm at this point (again).

"You've got to get yourself together. You've got stuck in a moment. And now you can't get out of it." - U2 'Stuck In A Moment'

Petikan lagu stuck in a moment dari U2 di atas benar-benar cocok dengan apa yang sekarang sedang aku alami. Ya, sekarang aku stuck kembali, berhenti ditempat dan tidak bisa maju bahkan mundur. Sudah berapa kali aku mengulang kejadian ini? Mungkin sudah tidak terhitung lagi setelah hari dimana dia memutuskan hubungan kami. Aku benar-benar benci diriku yang seperti ini, tidak bisa berpikir jernih, kacau, sering melamun dan tiba-tiba menangis tanpa sebab. Sungguh, aku tidak ingin kembali ke titik terendah dalam hidupku dimana aku terlalu banyak berharap pada harapan yang kosong.

Kemarin aku mimpi buruk tentangmu, dan aku benar-benar takut terjadi sesuatu kepadamu. Melalui sahabatku Putri, dia menceritakan mimpiku kepadamu dan Putri menceritakan responmu yang menyebutku 'Mantan Tersayang'. Apa maksudnya? Apa artinya? Tapi aku tidak tahu jawabannya, bahkan kamu tidak menjelaskan artinya pada Putri. Semalam, aku mengumpulkan keberanian penuh untuk menyapamu di Blackberry Messenger dengan dorongan semangat dari seseorang yang selalu menyemangatiku dan membuatku tersipu malu. Dan alhamdulillah kamu merespon dengan baik walaupun bermenit-menit sampai berpuluh menit menunggu balasan darimu. Sudah cukup bagiku hanya mengetahui bahwa kamu baik-baik saja walaupun sebenarnya aku memang tau pasti bahwa kamu baik-baik saja. Aku benar-benar bersyukur kamu baik dan sehat, aku juga selalu mendoakanmu disetiap doa yang aku panjatkan kepada-Nya.

Tadi siang, kenangan tentangmu kembali menyerang diriku. Saat pertama kali kita berkenalan, saat pertama kali kita bertemu, saat pertama kali kamu memegang dan menggenggam tanganku, saat pertama kali kamu memeluk tubuh kecilku, saat pertama kali kamu mengecup kening dan pipiku, dan saat pertama kali kamu mengatakan sayang dan menjadikan aku kekasihmu. Terlihat indah kenangan itu. Teringat kembali di memoriku saat pertama kali kita jalan berdua, malam itu kamu menjemputku dengan kereta baja hitammu, kamu mengajakku untuk menonton film dan aku memilih film Breaking Dawn untuk kita tonton. Saat perjalanan pulang kita dimobil, masih aku ingat kata-kata yang kamu ucapkan. Kamu bilang, "Setelah 6 bulan ga pacaran, baru kali ini aku bisa sayang sama cewek." Jujur aku sempat tidak percaya denga apa yang kamu ucapkan. Kamu juga bilang, "Jangan tinggalin aku ya, karena ga cuma cewek yang ga suka ditinggal, cowok juga ga suka." Tapi akhirnya? Kamu juga yang pertama kali memilih untuk ninggalin aku. Aku tidak menyalahkan keputusanmu, aku hanya kecewa dengan keputusan yang kamu ambil dan ya aku menyesal dengan keputusan yang kamu ambil.

Beberapa waktu lalu aku juga tidak sengaja membuka fitur view chat history dikontak milik Danang, aku mengarahkan trackballku ke tanggal 25 Desember 2011. Percakapan kecil kita saat malam natal, waktu itu kamu sedang berada di Pekalongan bersama Danang. Kamu bercerita tentang masa lalumu, kamu memintaku untuk tidak menceritakannya ke siapa-siapa, dan saat itu kamu bisa sedikit romantis kepadaku. Kamu bilang, "Akhirnya Tuhan ngasih jalan aku punya temen-temen dan cewek sebaik kamu,” kamu juga bilang, "Del, aku sayang kamu. Inget dan simpen omongan aku itu ya,” dan sampai sekarang masih aku ingat dan aku simpan rapi dalam kotak kecil dipojok pikiranku. Ah, mataku mulai berair ketika mengingat semua kenangan itu. Satu kalimat yang kamu katakan terakhir kali yang masih membekas dibenakku, "Kita semacam teori fisika yg sekali gabisa konkrit ya ngga. Udah lah del kita tuh semu, semu banget." Benar-benar menusuk, sakit.

Sekarang yang harus aku lakukan adalah berusaha untuk berpikir jenih, fokus untuk maju dan berusaha melupakanmu (lagi), berusaha untuk menjaga jarak darimu (lagi), berusaha membuang semua kenangan yang muncul dipikiranku (lagi), berusaha menghapus semua perasaanku yang tersisa untukmu (lagi), dan semoga ini yang terakhir kali. Aku harus berjanji pada diriku sendiri agar tidak memikirkan dan mengingatmu. Karena tanpa kamu aku harus bisa untuk bertahan melalui semua yang ada dihadapanku. Maafkan aku jika kamu merasa terganggu dan terbebani dengan kehadiranku. Terimakasih telah hadir dalam hidupku, Andre.


Dengan tulus,
Adel
-->

1 komentar: